NUSRA.ID – Ketua Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Lombok Timur, Muhlis Hasyim, menegaskan bahwa aktivis mahasiswa sejati tidak pernah melakukan tindakan anarkis dalam setiap gerakan mereka. Menurutnya, mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan yang mengedepankan intelektualitas, idealisme, dan keberanian dalam menyampaikan aspirasi.
"Mahasiswa itu punya dua kekuatan utama intelektual dan idealisme. Ditambah keberanian bersuara, mereka menjalankan fungsi kontrol atas jalannya pemerintahan. Dan ketika ruang dialog tak lagi didengar, demonstrasi menjadi pilihan," ujar Muhlis Hasyim dalam keterangannya.
Ia menekankan bahwa kekuatan mahasiswa terletak pada massa dan daya tekan (pressing power), bukan kekerasan. Setiap aksi demonstrasi yang digelar, kata Muhlis, selalu diawali dengan prosedur yang sah, seperti pemberitahuan kepada pihak kepolisian dan penetapan waktu yang terbatas, umumnya hingga sebelum waktu magrib.
Muhlis menjelaskan, kericuhan yang kerap terjadi dalam aksi mahasiswa bukanlah bagian dari skenario mereka. Justru kerusuhan sering kali dipicu oleh pihak luar seperti provokator, intelijen, dan kelompok massa liar yang tidak terkonsolidasi.
"Ada yang hanya ingin memanfaatkan situasi, ada yang sengaja dilempar untuk menciptakan kekacauan. Bahkan, ada massa ngambang dari masyarakat umum atau pelajar yang ikut-ikutan dan tidak memahami tujuan aksi," jelasnya.
Menurutnya, aparat keamanan juga memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban, namun kadang justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menciptakan justifikasi pembubaran aksi melalui kericuhan yang dipicu dari dalam.
“Mahasiswa tidak pernah merancang anarki. Tujuan mereka jelas: mengawal kebijakan, menyuarakan kebenaran, dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Karena itu, sangat keliru jika aksi mahasiswa langsung distigma sebagai anarkis,” tegas Muhlis.
Muhlis mengajak semua pihak untuk memahami substansi gerakan mahasiswa dan berhenti memberikan label negatif yang tidak berdasar.
Ia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa perjuangan mahasiswa adalah perjuangan moral, bukan kepentingan politik jangka pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimaksih Sudah Berkunjung di Website Kami