Iklan

Perjuangan Putri Patrisia, Selamatkan Buah Hati dalam Kandungan

NUSRA ID
Rabu, 18 Juni 2025, 1:49 PM Last Updated 2025-06-18T06:49:11Z


 


NUSRA.ID - Sorot matanya masih kosong. Terlihat kikuk menghadapi keadaan. 


Sesekali senyumnya merekah. Mungkin sebagai penghibur lara keluarga yang mendampinginya.


Perjuangannya mengarungi lautan tak pernah ia pikirkan. Apalagi, dalam keadaan selang infus terpasang.


Tak hanya perempuan, laki-laki pun berharap semua bisa dilewati dengan normal. Apalagi, untuk urusan melahirkan.


Tapi apa hendak di kata. Tuhan berkehendak lain. Perjuangan itu pun harus dijalaninya.


Selama 24 jam, mengarungi samudra nan luas. Sesekali harus menemui hujan lebat beserta ombak besar, bersama dengan pasang air laut.


Di tambah lagi, sakitnya ingin melahirkan. Lengkap dengan selang infus. Tentu kondisi itu menguras tenaga, mengikis mental.


Dalam kondisi itu, hanya doa yang terpanjatkan. Semoga selamat sampai tujuan.


24 jam berlalu. Matahari pagi pun terlihat cerah. 


Sekira pukul 09.00 Wita, kapal pun bersandar di pelabuhan tua di Kayangan Lombok. 


Seolah tak ingin membuang waktu. Dia bersama dua tenaga kesehatan, dan tiga keluarganya langsung bergegas menuju Rumah Umum Daerah Sakit R Soedjono Selong. Sesuai dengan alamat surat rujukan.


Mobil ambulance dari Kayangan Lombok, pun berlari kencang. Sirine tanda gawat darurat pun dibunyikan.


Sejam di perjalanan, sampai juga di RSUD R Soedjono Selong, melalui pintu unit gawat darurat. Dia pun langsung mendapat penanganan. 


Malang tak bisa ditolak, mujur tak bisa diraih. Setelah dilakukan pemeriksaan, janin dinyatakan mengalami Intrauterine Fetal Death (IUFD) atau meninggal dalam rahim.


Begitulah perjuangan Putri Patrisia, wanita asal pulau Sapuka, Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.


Putri Patrisia, menceritakan perjalan ke Lombok disebutnya cukup lumayan meski tak ada ombak, tapi kapal oleng. Sempat mengalami mual.


"Kan pakai oksigen juga diinfus," tutur Putri Patrisia ditemui awak media di RSUD R Soedjono Selong, Senin 16 Juni 2025.


Untuk bisa sampai RSUD di Makasar, juga harus menempuh 24 jam perjalanan. Sebab tempat tinggalnya jauh dari kota.


Waktu itu, kapal hanya ada rute ke Lombok. Dia menuturkan, di Puskesmas tempat tinggalnya sudah ditangani selama satu malam.


Namun demikian, saat diperiksa jantung anak tersebut lemah. Oleh nakes setempat, diminta istirahat sembari dipantau perkembangan janinnya. 


Menurutnya, pelayanan di kesehatan di tempat tinggalnya baik, begitu juga di RSUD R Soedjono Selong.


"Pelayanannya baik Ini anak pertama. Terimakasih kepada dua nakes karena sudah mendampingi sampai disini," ucap perempuan 22 tahun tersebut.


Terpisah, Wakil Direktur Pelayanan RSUD R Soedjono Selong, dr Ahmad Bardan Salam, menerangkan pasien datang diantar oleh ambulance relawan, dijemput di pelabuhan Kayangan, Lombok. Sampai di IGD, sekitar pukul 10 pagi didampingi oleh dua nakes, satu bidan dan satu perawat.


"Begitu kami terima, sesuai dengan surat rujukan. Alasan dirujuk karena adanya kegawatan janin," bebernya.


Sesampainya langsung dilakukan USG oleh dokter kandungan di RSUD. Alhasil denyut jantung bayi sudah tidak ada.


Setelah di komunikasi dengan pihak keluarga yang mendampingi, terhadap pasien dilakukan edukasi. Pasien pun kata dia, melahirkan secara normal.


Pada tanggal 14 Juni tahun 2025, pukul 23.55 bayi tersebut lahir, serta benar mengalami IUFD. 


"Alhamdulillah ibu nya sehat," ucapnya.


Dia mengatakan, Pemda Lotim dengan Pemerintah Pangkep terdapat perjanjian kerjasama dalam layanan publik. Termasuk dalam pelayanan kesehatan.


"Memang ada perjanjian tahun 2023," ucapnya.


Saat itu, imbuhnya, kapal yang tersedia jadwalnya hanya ke Lombok. Lantaran itu di rujuk ke Lombok Timur.


Sebelumnya juga telah pihaknya menangani pasien dari luar. Yakni asal Sailus Besar, dengan kasus yang sama dan langsung di operasi.


"Alhamdulillah anaknya sehat sampai sekarang," bebernya.

Komentar

Tampilkan

Terkini